All Articles

Articles ●

08 Jul 2025

Social Commerce & Iklan: Mengubah Engagement Menjadi Penjualan Langsung

social-commerce-iklan-mengubah-engagement-menjadi-penjualan-langsung

Di era digital yang terus berkembang, social commerce telah menjadi salah satu tren terbesar dalam pemasaran online. Platform media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan WhatsApp Business kini tidak hanya digunakan untuk berinteraksi, tetapi juga sebagai saluran penjualan langsung. Dengan menggabungkan kekuatan iklan berbasis data dan strategi engagement kreatif, bisnis dapat mengubah interaksi sosial menjadi transaksi nyata.


Apa Itu Social Commerce?

Social commerce adalah proses menjual produk atau jasa langsung melalui platform media sosial. Berbeda dengan e-commerce tradisional, social commerce memanfaatkan fitur-fitur seperti:

  • Dropshopping & live selling (contoh: TikTok Shop, Instagram Live Shopping)
  • Chat commerce (penjualan via WhatsApp atau DM)
  • Iklan yang dapat diklik (Facebook & Instagram Shops, Pinterest Buyable Pins)
  • User-generated content & influencer marketing

Dengan pendekatan ini, konsumen tidak perlu keluar dari platform sosial untuk melakukan pembelian—semuanya bisa dilakukan dalam satu ekosistem yang mulus.


Peran Iklan dalam Mendorong Social Commerce

Iklan di media sosial tidak lagi sekadar membangun brand awareness, tetapi juga mendorong konversi langsung. Berikut cara mengoptimalkannya:

1. Gunakan Targeted Ads Berbasis Data

  • Manfaatkan data perilaku pengguna (minat, riwayat belanja, interaksi sebelumnya) untuk menampilkan iklan yang relevan.
  • Gunakan Facebook Pixel & TikTok Pixel untuk melacak perilaku pengguna dan meningkatkan retargeting.


2. Optimalkan Konten yang Menarik & Interaktif

  • Video pendek & live selling (TikTok & Reels) terbukti meningkatkan engagement.
  • Iklan berbentuk cerita (Stories Ads) di Instagram & Facebook memiliki CTR (click-through rate) yang tinggi.
  • Gamifikasi & konten user-generated (seperti giveaway atau testimonial) membangun kepercayaan.


3. Manfaatkan Fitur Checkout Langsung

Platform seperti Instagram Shopping dan TikTok Shop memungkinkan pengguna membeli tanpa meninggalkan aplikasi. Pastikan:

  • Katalog produk terintegrasi dengan baik.
  • Proses checkout cepat dan mudah.



Contoh Sukses Social Commerce di Indonesia

  • TikTok Shop – Brand lokal seperti Scarlett Whitening dan Somethinc sukses meningkatkan penjualan melalui live selling dan iklan viral.
  • WhatsApp Business – UMKM menggunakan chat commerce untuk transaksi personal dan follow-up otomatis.
  • Instagram Shopping – Bisnis fashion seperti Berrybenka memanfaatkan feed & story ads untuk konversi langsung.


Masa Depan Social Commerce: AI & Personalisasi

  • AI-powered recommendations (seperti algoritma TikTok yang mendorong produk sesuai minat pengguna).
  • Augmented Reality (AR) try-on (contoh: filter "coba sebelum beli" di Instagram & Snapchat).
  • Pembayaran sosial (seperti integrasi DANA, OVO, atau ShopeePay di dalam platform).


Kesimpulan

Social commerce bukan sekadar tren—ini adalah masa depan belanja online. Dengan menggabungkan iklan yang tepat, konten menarik, dan fitur belanja instan, bisnis dapat mengubah engagement media sosial menjadi revenue nyata.

Siap beralih ke social commerce? Mulai dengan memilih platform yang sesuai dengan audiens Anda, gunakan data untuk personalisasi, dan terus uji strategi kreatif!